Sejumlah Aktivis Kecam Perilaku Oknum Kades Diduga Cari Untung dalam Tragedi Kecelakaan Maut di Kaduoncog

 

PANDEGLANG, – Beredarnya rekaman audio percakapan Korban selamat dengan ayah korban meninggal dalam Kecelakaan Maut Motor Vs Motor di Kaduoncog – Babakanlor yang menewaskan 1 Orang warga Kampung Kebon Desa Rahayu Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten sangat memilukan,” Kamis (23/02/2023).

Pasalnya, dalam percakapan JP korban selamat melakukan konfirmasi langsung kepada ayah korban Juhri yang meninggal dunia akibat insiden kecelakaan maut tersebut.

JP menanyakan uang yang dipinta oleh Oknum BPD juga Oknum Kepala Desa (Kades) senilai 3 juta rupiah dengan dalih habis untuk membiayai korban meninggal dunia yang tidak lain warga desa Rahayu.

Rekaman audio antara JP dan Juhri yang disaksikan oleh Para pihak, bahwa apa yang disampaikan oleh Oknum BPD juga Kades Inisial HT sangat melukai hati sebab itu tidak sesuai dengan kenyataan.

“Numantak abdi naroskenamah nyampe tah henteu eta duit, nyampe tah henteu ternyata tenyampe bohong deui bae Tah sieta oknum kades red, (makanya saya langsung menanyakan sampai apa tidak itu uang duka dan ternyata tidak sampai berbohong lagi aja itu Oknum Kades red),” terang Pengendara Selamat Kecelakaan Maut saat melakukan konfirmasi langsung kepada orang tua korban meninggal.

Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa apa yang dilakukan oknum Kepala Desa red dan Oknum BPD sangat kurang ajar karena keterangannya dana duka itu pertama habis 1 juta untuk korban.

“Ngalunjak eta Dt dan Oknum ketua BPD bilangnya korban dibere 1 juta katanya yang pertama di amplopan kuurang sarebu, terus minta 2 juta lagi untuk nebus motor tapi bejana pake ngabiayaan itu cenah nu musibah, (Kurang ajar itu DT dan BPD dia bilangnya pertama korban dikasih 1 juta terus minta lagi 2 juta untuk ngurus motor tapi uangnya terpakai untuk biaya yang terkena musibah),” papar JP.

Ia menambahkan bahwa setelah 2 juta oknum Kades meminta lagi senilai 1 juta untuk biaya mengurus motor karena yang yang kemaren alasannya untuk si korban.

“Naon eta poe Kamis DT menta deui sajuta jeng ngurus motor ja nudua juta dibere Kana korban atuh saya tesanggup, (hari berikutnya tepatnya dihari Kamis oknum Kades meminta kembali uang senilai 1 juta kepada pengendara selamat dengan alasan untuk mengurus motornya dikarenakan yang bersangkutan tidak ada lebih memilih untuk pasar),” tuturnya.

Dia juga menyampaikan jika mengurus sendiri tidak terlalu besar namun apa yang dipinta oknum kades sangat besar dan mungkin saja mencari keuntungan.

“Ja kusoranganmah kaditu tegede-gede amat etamah manehna neangan paleuwih meren, ampun urang ker kamusibahan malah dimanfaatken (Padahal kalo mengurus sendiri tidak begitu besar uang yang harus dikeluarkan, inimh mungkin mencari keuntungan padahal kita lagi terkena musibah ampun),” bebernya.

Sementara, ayah korban kecelakaan kecelakaan maut Juhri tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Oknum Kades Inisial HT alias DT.

“Laju kulanageh ka dikasih 500 ribu itu ikhlas tejadi masalah, ngen ie ngabohongna ngajual-jual kulana yeuh nujadi ganjelan kana kula
(Sebetulnya kalo uangnya tidak jadi masalah tetapi yang jadi persoalan menjual-jual sementara uangnya dia yang makan ini yang menjadi persoalan),” tegas Ayah Korban Juhri warga kampung kebon desa Rahayu Kecamatan Patia kepada korban selamat beberapa waktu lalu.

Terpisah Oknum Kades Sindanglaya inisial “HT” berdalih bahwa apa yang disampaikan JP Korban selamat yang tidak lain adalah saudaranya tidak benar dan meminta bertemu langsung didarat.

“Itu tidak benar dulur.! nanti kita bertemu langsung didarat,” singkat HT dalam tanggapan konfirmasi lewat pesan singkat WhatsApp pada Rabu 22 Februari 2023 sekitar pukul 14:00 wib.

Menanggapi hal itu, Rombongan Aktivis mengecam perilaku Oknum Kepala Desa yang disinyalir memanfaatkan momentum kecelakaan maut yang menyebabkan 1 orang meninggal dunia.

“Miris.! tidak sepatutnya oknum kades bersikap seperti itu apalagi ada korban jiwa dalam Kecelakaan di Kaduoncog tersebut, alih-alih meminta uang untuk korban meninggal menghalalkan segala cara,” terang TB Aujani dari Aktivis Tandu Reformasi (TURKI).

Senada diungkapkan, Jemi dari Organisasi KKPMP Pembela Merah Putih bahwa apa yang dilakukan oleh oknum kades sangat melukai hati para korban.

“Bagaimana itu mikirnya Kades, minta uang untuk ngurus ini itu tapi yang dicatut korban meninggal, sungguh keterlaluan.!,” Tegas Jemi seraya berkata sedikit heran.

Selain itu, Aktivis Peleton Pemuda menyayangkan sikap oknum BPD dan Kades yang melakukan pencatatan keluarga korban untuk sebuah kepentingan pribadi.

“Jelas dalam audio rekaman percakapannya bahwa korban selamat merasa kurang percaya dan akhirnya datang langsung kepada ayah korban meninggal untuk konfirmasi berapa jumlah uang yang diberikan ternyata hanya 500 ribu dari 3 juta yang dipinta oknum BPD dan Kades,” tuturnya.

 

(*/Red)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *