Oknum Camat Inisial AC Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Siswi SMK, Korban Nangis Hingga Trauma

Oknum Camat Inisial AC Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Siswi SMK, Korban Nangis Hingga Trauma

Pandeglang, – Salah satu Oknum Camat di Wilayah Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, inisial AC diduga melakukan tindakan pelecehan terhadap dua orang siswi SMK yang PKL di Kantor Oknum Camat tersebut. Aksi tidak terpuji ini diduga dilakukan saat Kantor Kecamatan sudah mulai sepi pegawainya.

Dari salah satu korban sebut saja Bunga, lantaran anak di bawah umur, setelah kejadian itu terus dihantui ketakutan ketika mendengar nama oknum camat tersebut.

Atas kejadian ini, singkat cerita, korban menceritakan kejadian tersebut ke orangtuanya, mendengar cerita dari anaknya orangtua korban lalu mendatangi pihak sekolah, namun hal tersebut belum mendapatkan respon baik dari pihak sekolah, lantaran belum ada bukti yang kuat untuk menjadi alasan untuk pindah PKL ke tempat yang lain.

Mendapatkan informasi tersebut, media mendatangi kediaman rumah korban di Wilayah Desa Padaherang Kecamatan Angsana, Senin (16/10/2023) awal mulanya korban tidak mau menyebutkan peristiwa yang ia alami selama PKL hingga terus dihantui ketakutan. Setelah dibujuk akhirnya korban berterusterang bahwa dirinya diduga dilecehkan oleh oknum camat inisial AC.

“Awal mula, hari pertama PKL di Kantor Kecamatan tersebut, malam harinya pak Camat telepon Saya, nanya alamat rumah dan tempat tinggal Saya. Dan itu pun di
dengar langsung orangtua Saya. Kemudian keesokan harinya Saya dan teman saya disuruh mengantarkan berkas ke ruangan Pak Camat, sontak saat mau pamitan keluar ruangan dan bersalaman tangan, lalu tangan Saya dicium oleh Pak Camat,” ungkapnya dengan penuh rasa takut.

Tidak hanya itu, Bunga (nama samaran) pun menambahkan, lalu keesokan harinya Pak Camat menghubungi Saya kembali dengan berkata bahwa sering sering bersihin ruangan Bapak, ya neng, dan kalau masuk ke ruangan Bapak jangan berdua sama temannya, Neng saja sendirian.

Puncaknya, kondisi Kantor Kecamatan sudah mulai sepi, lalu pak Camat mendekati Saya, sambil memegang tangan lalu mencium Saya, lalu Saya dikasih uang Rp.100.000.” sambungnya.

Lanjut Bunga menjelaskan, dengan kejadian itu dirinya menceritakan kembali ke orangtuanya sewaktu pulang ke rumah, sambil meneteskan air mata dengan rasa takut menceritakan ke orangtuanya dengan berkata sudah tidak tahan lagi PKL di Kantor Kecamatan Angsana atas prilaku Pak Camat tersebut.

“Bu, Neng sudah tidak kuat lagi PKL di Kantor Kecamatan Angsana, perilaku Pak Camat sudah kelewatan, Neng takut dan khawatir, bila perlu Neng mau berhenti saja Sekolah,” tuturnya sambil menundukkan kepala dan meneteskan air mata.

Singkat cerita, dirinya disarankan Pihak Sekolah untuk ambil video perilaku Pak Camat terhadap Saya, guna untuk bukti yang kuat, pindah ke tempat PKL yang lain. Lalu video tersebut Kami laporkan ke pihak sekolah, Alhamdulillah sekarang Saya sudah dipindah PKL ke tempat yang lain.

Ditempat yang sama, Oso, orangtua korban membenarkan bahwa perilaku Pak Camat sudah membuat anak Saya takut dan trauma saat teringat kejadian tersebut.

“Memang sudah beberapa kali anak bercerita ke Saya soal perilaku dan tindakan yang sudah mengarah ke tindakan tidak senonoh terhadap anak Saya, dan kejadian itu membuat jadi kepikiran ke Saya bahkan kerja pun Saya tidak fokus selalu kepikiran ke anak. Sudah pernah mengadu ke pihak sekolah namun belum begitu direspon oleh pihak sekolah karena harus mempunyai alasan yang tepat untuk pindah ke PKL yang lainnya,” ujar orangtua korban

Lebih lanjut ia menjelaskan, Kami sebagai orangtua sangat terpukul dan sedih atas kejadian yang menimpah anak kami, bahkan sampai sampai anak kami mau putus sekolah kalau tidak bisa pindah PKL ke tempat yang lain.

“Anak Saya hanya bertahan 1 minggu PKL di Kantor Kecamatan tersebut, karena selalu di hantui rasa ketakutan atas perilaku Pak Camat tersebut, setelah itu anak Saya sudah tidak mau lagi PKL ke kantor Kecamatan Angsana. Dengan kejadian itu sampai hari ini anak kami terlihat masih di hantui rasa ketakutan dan trauma,” tutup Oso orangtua korban dengan raut wajah sedih.

Sementara itu, AC salah satu Oknum Camat yang ada di Wilayah Kabupaten Pandeglang saat dikonfirmasi media melalui pesan whatsApp mengatakan, Wa’alaikumussalam.
Waduh……!, Punten, abdi nuju merawat ibunda sakit terjatuh patah tulang di Munjul. Besok wae ke Kantor.

“Punten abdi nuju konsent ke orangtua Pak, punten haturnuhun pisan,” ucap Camat inisial AC melalui pesan whatsApp pribadinya.

@ di




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *