Generasi Muda Harus Siap Memimpin Desa, Meskipun Dinilai Minim Pengalaman

Generasi Muda Harus Siap Memimpin Desa, Meskipun Dinilai Minim Pengalaman

Oleh : Anton Gallu

Sumba Barat NTTT,GlobalInvestigasinews.com-Pemuda merupakan individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun di masa mendatang. Sebagai calon generasi penerus bangsa yang akan menggantikan generasi sebelumnya.

Sejarah telah membuktikan bahwasannya pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut. Begitu juga dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial dalam tatanan masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsa, karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.

Ada beberapa alasan mengapa pemuda memiliki tanggung jawab besar dalam tatanan masyarakat, yaitu : Kemurnian Idealismenya, Keberanian dan Keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan baru, semangat pengabdiannya, spontanitasnya, inovasi dan kreativitasnya, keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru, keteguhan janjinya, dan keinginan untuk menampilkan sikap dan kepribadiannya yang mandiri. Pemuda memang tidak dipungkiri, bahwa masih langkahnya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikakan pendapat, sikap, dan tindakannya dengan kenyataan yang ada.
Alasan-alasan tersebut di atas, pada dasarnya melekat pada diri pemuda yang jika dikembangkan dan dibangkitkan kesadarannya, maka pemuda dapat berperan secara alamiah dalam kepeloporan dan kepemimpinan untuk menggerakkan potensi-potensi dan sumber daya yang ada dalam masyarakat serta untuk kemajuan bangsa.

Ungkapan “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan ku cabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncang dunia” merupakan salah satu dari sekian pernyataan hebat yang pernah terlontar dari Presiden RI pertama Ir. Soekarno, yang memiliki makna implisit dibalik pernyataan beliau, yang maknanya adalah seorang pemuda yang memiliki pengaruh sangat besar bagi perubahan bangsa. Waktu, tenaga, semangat dan pikiran yang dimiliki pemuda berdampak besar bagi bangsa dan negara.

Masa depan suatu bangsa terletak ditangan generasi muda, karena merekalah yang akan membangun dan menggantikan pemimpin sebelumnya. Pemuda merupakan generasi yang mempunyai harapan untuk membangun negeri ini, namun dilain sisi banyak masalah-masalah yang menghadang, apabila tidak ditanggapi dengan serius maka mengakibatkan kehilangan fungsi sebagai generasi penerus bangsa.

Pemuda memiliki banyak potensi untuk membangun negeri ini, antara lain :
1) Dinamika dan Kreatifitas. Dengan adanya sikap idealisme dan daya kritis yang kuat, berarti generasi muda dapat menimbulkan kreatifitas dan dinamika dalam tatanan berupa perubahan, pembaruan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada.

2) Keberanian Mengambil Resiko. Dalam upaya pembangunan pasti akan ada resiko-resiko yang akan timbul, seperti melesetnya jadwal pembangunan, terhambat, atau bahkan gagal. Kaum muda dengan kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dapat mengatasi hal tersebut dengan baik dikarenakan, dan juga lebih berani dalam mengambil resiko.

3) Optimis dan Semangat. Optimis dan Semangat yang ada dalam jiwa generasi muda akan menjadi daya pendorong untuk menghasilkan sesuatu yang jauh lebih maju sehingga terbentuk mental yang kuat yang tidak mudah runtuh.

4) Sikap Kemandirian dan Disiplin. Dengan sikap kemandirian pemuda dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tanggung rasa, serta melaksanakan sesuatu dengan disiplin.

5) Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan. Keanekaragaman pada pemuda, merupakan cermin keanekaragaman bangsa Indonesia. Keanekaragaman tersebut merupakan potensi dinamis dan kreatif berdasarkan semangat sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

6) Patriotisme dan Nasionalisme. Dengan sikap patriotisme dan nasionalisme, generasi muda dapat dilibatkan dalam upaya pembelaan dan mempertahankan NKRI.

7) Sikap Kesatria. Sikap kesatria identik dengan sikap berani, mengabdi pada negara serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi. Sehingga dengan sikap itu, para generasi muda dapat menjadi pembela dan penegak hukum bagi masyarakat dan bangsa.

8) Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi. Ilmu dan teknologi saat ini sangat pesat, dengan ilmu tersebut generasi muda dapat menerapkannya di lingkungan sekitar sebagai transformator dan dinamistator.

Saya sebagai generasi muda, melihat semangat kawan-kawan anak muda yang mau kembali dan menghidupi desa tentu membawa harapan yang cerah, bagi saya semangat anak muda semacam ini harus mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat yang mengalami masa transisi dari masa muda ke masa tua. Dulu, desa yang lumrah ditinggalkan anak muda untuk merantau karena dipandang tidak menjanjikan untuk kehidupan, kini pemuda sudah mulai masuk ke tampuk pimpinan desa, mulai dari menjadi lurah dukuh, dan perangkat desa lainnya.

Pada masyarakat yang mengalami transisi, generasi muda seolah-olah terjepit antara norma-norma lama dengan norma-norma baru (yang kadang-kadang belum terbentuk). Generasi tua seolah-olah tidak menyadari bahwa sekarang ukurannya bukan lagi segi usia akan tetapi kemampuan. Namun, persoalannya adalah bahwa generasi muda sama sekali tidak diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya setidak-tidaknya demikianlah pendapat mereka.

Harapan saya untuk kawan-kawan muda yang saat ini siap bertarung dalam kontestasi Pilkades serentak tahun 202, harus memiliki sikap kesatria yang tinggi dengan tidak saling mengucilkan antar satu dengan yang lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk menopang berbagai kepentingan, semangat inovasi tinggi, tekad bulat khas anak muda yang sulit dipatahkan, hingga dianggap lebih bersih dari segala senggolan kepentingan, inilah yang harus ditonjolkan oleh anak muda.

Sikap dan semangat yang diharapkan dari kepemimpinan anak muda itu akan memiliki perubahan besar apabila bisa diterapkan di level desa. Mulai saat ini, kita perlu menghapus stigma tentang desa adalah entitas yang kuno dan tidak efektif dalam ranah pengelolaan pemerintahan.

Ketika anak muda memimpin, banyak inovasi layanan publik di level desa yang manfaatnya dirasakan oleh masyarakat. Sebagai salah satu contoh Desa di Kabupaten Sumba Barat adalah Desa Tebara yang Kepala Desanya mampu mengantarkan desanya hingga terkenal ke pelosok dunia untuk mencetuskan berbagai inovasi. Salah satu inovasi yang dibuat oleh Kepala Desa Tebara adalah menjadikan Kampung Praiijing sebagai kampung Pariwisata denga inovasi yang dibuat untuk menarik perhatian dan simpati, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Inilah bukti bahwa pemuda mampu menciptakan nuansa baru ditengah keraguan masyarakat yang mengalami masa transisi dari masa muda ke masa tua.

Kontestasi Pilkades serentak kali ini merupakan momentum yang tepat bagi anak muda untuk membuktikan semangatnya sebagai seorang pemuda, dalam mewujudkan kemurnian idealismenya dengan dilandasi keberanian dan keterbukaan dalam menyerap nilai dan gagasan baru.

Sebagai anak muda, saya sangat yakin bahwa kawan-kawan anak muda yang mencalonkan diri biasanya sudah memiliki track record kepemimpinan sebelumnya dengan lingkup yang lebih kecil, misal organisasi kepemudaan. Karena itu, dengan track record kepemimpinan yang dimiliki harus terus dijadikan sebagai pedoman dalam menerima sebuah amanah apabila dipercayakan untuk membangun dan memajukan desa dari keadaan sebelumnya.

*Dimana pemuda hadir, yakinlah bahwa di sana akan ada nuansa baru yang tercipta*

Salam Pemuda Sumba Barat…
*Global*




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *