Pandeglang-Globalmediatama.com, Ada-ada saja, mungkin hanya ada di Kabupaten Pandeglang agen / E- warong Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Rancaseneng Kecamatan Ci keusik Kabupaten Pandeglang, Banten, Di duga Mark up atau penggelembungan harga komoditi dan fiktif nya harga menu yang tertempel untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Saat dikonfirmasi Nurhayati pemilik agen/ E-warong kepada awak media, jum’at (07/01/2022) mengatakan, di gudang tempat penyimpanan bahan pangan BPNT, perihal dugaan mark up harga komoditi dan fiktifnya menu harga yang jauh lebih mahal dari harga pasar dengan kualitas dan jenis komoditi yang sama, kalau hal tersebut tidak menjadi suatu permasalahan yang signifikan.
” Karena menurutnya, kelebihan harga tersebut adalah mengikuti harga eceran di pasar Cibaliung,” katanya
Adapun harga pagu/sembako yang tertempel di E-warong diduga fiktif seperti,
Beras 10 kg Rp 120.000
Buah jeruk 1kg Rp 24.000
Daging ayam 1kg Rp 36.000
Sayur sop Rp 10.000
Kacang ijo 0,25kg Rp 9000
Jumlah =199, 000
Sementara di harga pagu tertempel Rp 200.000, itu suami saya yang salah ketik!!
Sementara, Kasi Kesos Kecamatan Cikesik saat di konfirmasi awak media mengatakan, waktu melakukan monitoring dan evaluasi ( Monev) mengaku tidak sempat mengecek harga menu karena kata beliau saat itu harga menu tidak terpangpang/ tertempel,
Setelah di totalkan kembali harga pagu yang terpampang/ tertempel, ternyata benar ini di hitungan hilang sejumlah seribu rupiah,” terangnya
Menanggapi hal tersebut Aktivis Penggiat Sosial Aris Doris dari Peleton Pemuda angkat bicara terkait mark up harga bahan pangan Program BPNT, serta hilangnya uang KPM sebesar seribu rupiah kok bisa.
” Ini jelas dugaan yang di sengaja pasalnya harga satuan dan jumlah tidak sesuai, saya meminta pihak yang berwenang seperti yang tergabung team (Monev) harus segera mengecek harga menu yang di duga merugikan KPM,” pungkas Aktivis Peleton Pemuda
(Ndi/tim)