Waibakul NTT,Globalmediatama.com;Oknum Wakil Rakyat,YDP/yulius (45 tahun),Anggota DPRD Kabupaten Sumba Tengah Dari Partai Nasdem menganiaya pendeta Marthen G.W Nunu, STh (51). Korban merupakan tokoh agama yang juga Pendeta di Gereja Kristen Sumba (GKS) Anamanu, Desa Wairasa Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat-Kabupaten Sumba Tengah.
Kekerasan ini dialami pendeta Marthen GW Nunu di rumah pelaku di Waimamongu, Desa Wairasa, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, NTT, Jumat (15/10/2021) di hari.
Saat itu, korban ke rumah pelaku karena ditelepon istri pelaku, Yelince melaporkan kelakuan pelaku yang suka mabuk minuman keras dan sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga dengan istrinya.
Jumat dini hari, sekitar pukul 05.30 wita, korban mendapat pesan Whatsapp dari Yelince, istri pelaku.
Ia meminta bantuan korban datang ke rumahnya untuk menasehati pelaku karena pelaku sering mabuk minuman keras dan sering melakukan KDRT terhadap istrinya.
Karena itu, selaku tokoh agama, korban pun ke rumah pelaku, apalagi pelaku adalah salah satu anggota jemaat di GKS Anamanu.
Korban sedianya akan menasehati pelaku. Namun ketika korban Sementara menasehati pelaku, tiba-tiba pelaku bangun berdiri dan memukuli korban menggunakan kepalan tangan mengenai dahi dan perut korban.
Penganiayaan ini menyebabkan korban mengalami luka robek pada dahi dan merasa sakit di bagian perut.
Untuk menghindari hal yang lebih fatal, korban langsung dibawa oleh Orkin (26), yang juga warga Waimamongu, Desa Wairasa, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah menggunakan sepeda motor ke rumah sakit umum Waibakul.
“Atas Kejadian tersebut, korban melaporkan ke Pos Pelayanan Polsek Urban Katikutana dengan laporan polisi nomor LP/B/79 /X/RES 1.8/2021/NTT/Res SB/Sek. Ktn, tanggal 15 Oktober 2021 dan dibuatkan VER Nomor B / 57 / X / 2021, Tanggal 15 Oktober 2021,” ujar Kapolres Sumba Barat, AKBP FX Irwan Arianto saat dikonfirmasi,Jumat (15/10/2021).
“Korban diminta bantuan oleh istri pelaku melalui Whatsapp, agar mendatangi rumah pelaku dan menasehati pelaku,” tandas Kapolres Sumba Barat.
Kapolres menyebutkan ada kesalahpahaman antara pelaku dan korban. Korban sendiri merupakan salah satu tokoh agama dan pendeta di GKS Anamanu dan pelaku merupakan salah satu anggota DPRD Kabupaten Sumba Tengah dari Partai Nasdem.
“Pelaku sudah pernah melakukan KDRT kepada istri pelaku dan pernah diselesaikan di Polsek Katikutana, Polres Sumba Barat,” tambah Kapolres Sumba Barat.
Polisi sudah meminta keterangan dari korban pendeta Marthen Nunu dan sejumlah saksi seperti Elisabeth Rambu Emu (50) dan Salmon AK Mali (45) yang juga pendeta di GKS Anamanu.
Polisi juga sudah menginterogasi pelaku dan memeriksanya guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Penanganan kasus ini pun sudah diambil alih penyidik Satuan Reskrim Polres Sumba Barat. “Kasusnya kita tarik ke Polres untuk ditangani,” tambahnya.
Kapolres menghimbau kepada masyarakat agar menyerahkan kasus ini pada pihak kepolisian dan tidak main hakim sendiri sehingga tidak menimbulkan gangguan Kamtibmas.
Peristiwa penganiayaan brutal itu diduga berlatar belakang masalah rumah tangga pelaku. Di mana istri pelaku meminta dilayani kunjungan pendeta, guna didoakan dan diberikan bimbingan rohani.
Sayangnya, kunjungan pendeta Marthen G.W S.Th tidak dieterima dengan baik oleh pelaku, yang kemudian berujung penganiayaan.Terkait peristiwa itu, Kapolres Sumba Barat, AKBP. FX. Irwan Arianto menegaskan,akan memproses siapapun sesuai hukum yang berlaku.
“Kasus kita tarik ke Polres Sumba Barat. Sementara kita lagi periksa para saksi yang ada, kemudian terlapor. Sebagai informasi saya proses yang bersangkutan sesuai hukum yang berlaku,” ujar Irwan Arianto melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA), Jumat (15/10/2021).
Perilaku tidak terpuji oknum anggota DPRD itu, kini juga mulai ramai menjadi bahasan warganet di media sosial WA/FB.Selain itu juga mendapatkan reaksi dari rekan pendeta lainnya. Reaksi itu salah satunya datang dari Pendeta Yuliana Ata Ambu.
Dia sangat menyayangkan perilaku oknum wakil rakyat itu. “Sebagai anggota dewan mewakili rakyat. seharusnya menjaga rakyatnya dari kekerasan. Juga tentunya harus menjadi contoh, tapi ini justru memangsa rakyat karena itu perlu diproses hukum. Anggota DPRD harus punya etika bukan tukang pukul,” tandas Pendeta di GKS Cabang Payeti, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur itu.
Reporter : Umbu Sorung