Pandeglang-Globalmediatama.com, Bukan hanya Pengadaan Pembangunan perehaban Gedung SMPN 2 Cikedal tapi juga perehaban pembangunan SMPN 1 Cikedal di duga tidak sesuai RAB lantaran bangunan tersebut masih banyak kejanggalan seperti yang terlihat oleh Tim media Globalmediatama. Com, saat investigasi ke lokasi di Kp. Kaduhapa, Desa Babakan Lor, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Banten, rehabilitasi sedang/berat sarana prasarana dan utilitas dan pekerjaan Revitalisasi SMPN 1Cikedal dengan nilai Rp. 721. 890. 000,’ yang divkerjakan oleh pelaksana CV. AL-Bahar di duga banyak praktek penyimpangan.
Pembangunan perehaban Gedung, yang dibiayai dari dana DAK Dana Alokasi Khusus tahun angaran 2021, sedang dalam proses pengerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam rencana anggaran belanja (RAB). Yang mencolok adalah pada pemasangan Kusen pintu dan jendela menggunakan kayu bekas dan pesangan pelapon terpantau ada menggunakan kayu kualitas jelek dan bolong bolong serta kerangka baja yang lama sudah rapuh penyangga atap tidak di ganti dan warna gentengpun di duga menggunakan genteng bekas karena terlihat ada beberapa warna atap yang baru di pasang berwarna kusam, keramikpun hanya ada beberapa yang di ganti seharusnya Keramik itu di ganti keseluruhan lantaran semen penahan keramik sudah rapuh dimakan usia, terpantau juga seluruh pekerja tidak ada yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja.
Dari hasil pantauan Globalmediatama.com, dilapangan ternyata bangunan tersebut menggunakan kayu bekas hanya ada beberapa yang di ganti itupun kualitas kayu jelek, bangunan tersebut di duga tidak sesuai spesifikasi teknis, yang sudah ditentukan dalam rencana anggaran belanja (RAB) nya.
Ada dugaan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mark up anggaran, pekerjaan sedikit biaya besar.
Hal tersebut terungkap pada saat Tim media Globalmediatama.com, melakukan pengambilan foto dilapangan ada kesan pembangunan Gedung di kerjakan asal-asalan. Hal ini menyangkut keselamatan banyak orang pekerja, Jadi kalau memang dugaan kami benar bahwa pekerjaan tersebut diduga tidak sesuai spesifikasi, harus ada tindakan khusus dari Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ). Karena dianggap tidak sesuai standar teknis, bila perlu dilakukan pembongkaran.
Bukan hanya itu saja, bukan hanya pembangunan Gedung SMPN 2 Tapi juga pembangunan perehaban gedung SMPN 1 Cikedal lemah dari sisi pengawasan, pasalnya konsultan pengawas atau suvervisi jarang sekali melakukan pengawasan, dua kali tim media kelokasi pekerjaan tidak pernah ada ditempat.
Saat kami investigasi ke proyek tersebut, tapi kami tidak pernah ketemu dengan pengawas proyek. Bahkan saat kami tanya ke guru yang tiap hari ada di sekolah mengaku tidak pernah ketemu dengan konsultan atau pelaksana, Jadi selama ini konsultan pengawas tidak menjalankan tugas dengan baik.
Dikatakan oleh salah satu pekerja yang tidak mau disebut namanya, ia katakan bahwa
“Konsultan datangnya tidak tentu, kadang seminggu sekali, yang anehnya waktu itu kami di suruh membongkar kayu kusen tapi setelah selesai di bongkar kayu kusen itu di suruh di pasang lagi kalau kami hanya kerja apa yang di suruh di kerjakan ya kami kerjakan, kalau gedung ini sudah di cat ya inisiatif kami karena waktu itu gak ada material adanya cat ya kami kerjakan ngecat walaupun kusen belum di pasang daripada kami duduk tidak kerja bukan berarti sudah pinishing. Kalau bos utama saya tidak tau tapi mungkin itu pernah ada kesini paling marah marah gak peduli pekerja orang tua dia marahin, ya pak kalu soal APD untuk bekerja ya kami tidak pakai karena kami gak punya karena gak di kasih oleh bos kalu di kasihmah itu yang kami harapkan, ungkapnya.
Kepala sekolah SMPN 1 Cikedal yang akrab di panggil Edo saat di konfirmasi mengatakan dengan nada heran “Maaf pak kami tidak tau pada pelaksana bangunan ini, waktu itu memang kami yang di bimtek urusan pembangunan perehaban sekolah ini tapi sekarang kami hanya jadi penonton, jadi jika konfirmasi ke kami tidak bisa memberikan jawaban, memang perasaan saya warna cat sekolah SMP bukan kaya warna begini, Ungkapnya.
Dengan kondisi bangunan perehaban yang di duga tidak sesuai RAB membuat Aktifis Pemuda Pelaton Cikedal Doris geram akan mengadakan Aksi unjuk rasa (Unras) di Dinas Pendidikan dan kejaksaan. 13/9/21
“Kami dari peleton pemuda cikedal sangat kecewa dan miris terkait ulah oknum pengusaha rehabilitasi smpn 1 cikedal dan smpn 2 cikedal, yang kami yaqini tidak sesuai RAB dan di nilai asal asalan kami menuntut kepada pihak konsultan jangan diam dan ber pangku tangan , dan dalam waktu dekat ini kami akan melakukan aksi unjuk rasa di dinas pendidikan dan kejaksaan, akan menuntut di antaranya blacklist CV AL-BAHAR dan CV ADIYANA JAYA, pungkas Doris.
Ade m/Red