Serang – Guna mengantisipasi aksi demonstrasi yang akan dilaksanakan oleh beberapa badan eksekutif mahasiswa (BEM), Polda Banten gelar tactical floor game (TFG) di Aula Polresta Serang Kota pada Senin (11/04).
Pelaksanaan TFG dihadiri langsung oleh Kapolda Banten Irjen Pol Prof. Dr. Rudy Heriyanto bersama Wakapolda Banten Brigjen Pol Drs. Ery Nursatari dan PJU Polda Banten serta Kapolresta Serang Kota AKBP Maruli Hutapea. Selain itu hadir pula unsur TNI dan Forkopimda Kota Serang.
Kapolda Banten Irjen Pol Prof. Dr. Rudy Heriyanto mengatakan bahwa Polda Banten telah melakukan antisipasi aksi unjuk rasa yang akan dilaksanakan mahasiswa. “Sejak hari Minggu malam Polda Banten telah melakukan antisipasi aksi unjuk rasa mahasiswa
dan hari ini saya ingin melihat kesiapan pengamanan aksi yang rencananya akan dilaksanakan di KP3B melalui TFG sebagai bentuk pengawasan melekat pimpinan sesuai Perkap Waskat Nomor 2 Tahun 2022,” ucap Rudi.
Melalui paparan pengamanan yang dilaksanakan dalam TFG, kita dapat mempersiapkan pengamanan yang optimal. “Kita berharap dengan persiapan pengamanan yang lebih baik, maka seluruh aksi unjuk rasa baik di Jakarta maupun di Banten dapat berjalan dengan aman, tertib dan lancar,” harap Rudy.
Untuk diketahui pelaksanaan TFG kali ini diawaki langsung oleh Kapolresta Serang Kota, dengan mensimulasi skenario kondisi aman, kondisi terjadi ketegangan hingga ketika terjadinya aksi unjuk rasa yang anarkis. “Dalam TFG, tergambar jelas alur masuk massa juga alur kembali massa, posisi pengamanan personel dan kegiatan lintas ganti jika situasi mengarah anarkis, juga jalur escape VVIP dapat dijelaskan dalam TFG ini,” kata Maruli. Seluruh massa aksi dimobilisasi tidak melalui pusat kota, melainkan dikawal dengan 4 rute berbeda sehingga dapat langsung menuju sasaran aksi. “Dalam lintasan massa aksi, diyakinian areanya harus steril dari parkir liar, sehingga tidak menjadi sasaran aksi jika kondisi menjadi anarkis,” ujar Maruli.
Pasca paparan TFG, Kapolda Banten meminta kepada personel pengamanan agar tidak underestimate dalam melaksanakan pengamanan. “Personel pengamanan harus tetap humanis, jangan terpancing emosi dan tetap sabar menghadapi massa aksi, sehingga tidak ada tindakan eksesif.
Kapolda Banten menekankan pentingnya manajemen media melalui konsep sadar kamera saat personel bertugas. “Dokumentasi kegiatan dilapis tidak hanya dari humas, namun juga dari Reskrim, sampaikan kepada publik tentang giat positif personel pengamanan,” kata Rudy.
Selain itu, penting bagi para koordinator lapangan dan personel pengamanan untuk tidak membiarkan adanya penyusup misalnya dari kelompok anarko. “Massa aksi agar saling menjaga untuk tidak ada provokasi dan aksi anarkis, tidak membiarkan kelompok penyusup seperti anarko menumpangi aksi,” tegas Rudy.
Rudy berharap personel dapat memperlakukan massa aksi dengan humanis apalagi saat ini puasa, personel dapat sampaikan pesan religi dan optimalkan peran fungsi negosiasi dari personel yang punya hubungan emosional dengan massa aksi.
“Kepada adik-adik mahasiswa dapat juga disarankan untuk melakukan kegiatan lain, seperti webinar, pemberian bansos, vaksinasi sehingga kegiatan menjadi lebih berkualitas,” kata Rudy
Pada akhir arahan, Kapolda Banten dengan tegas meminta agar personel pengamanan tidak ada yang menggunakan senjata api dan amunisi tajam. “Alat pemadam kebakaran juga disiapkan untuk kontijensi bila ada upaya bakar ban, sedapat mungkin edukasi massa aksi bahwa bakar ban mengganggu ketertiban umum dan dapat saja berimplikasi pidana,” tutup Rudy.
(De/Bidhumas)