Waibakul NTT, GlobalInvestigasinews.com, Pada media ustad Maskur Kadir S.Ag mengatakan,Terkait berita yang beredar dan informasi-informasi yang di tanggapi oleh teman-teman kita, mereka tidak mendapatkan informasi yang tepat.kamis 8 juli 2021.Kehidupan beragama di Sumba Tengah menurutnya cukup harmonis.Kendati memiliki identitas berbeda, masyarakat saling bahu membahu menebar pesan damai.
Apa yang sesungguhnya kami lakukan adalah saling membantu, mengkomunikasikan pesan damai karena para juru damai berusaha melakukan yang terbaik untuk menghentikan orang-orang yang suka menyebarkan ujaran kebencian.Ditambahkan,Toleransi di Sumba Tengah sudah terbangun, tapi rasa itu dicederai dan dirusak hari demi hari oleh ujaran kebencian yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin memecah belah hidup bertoleransi.Jadi orang-orang yang cinta damai harus berusaha lebih keras lagi daripada orang-orang yang menyukai memisahkan hidup harmonis,”ungkap ustad
Lanjut,Masyarakat baik Muslim dan Nasrani tak mudah terpengaruh dengan upaya oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,maka komunikasi dan saling pengertian masyarakat harus diperkuat.Kita harus menciptakan lebih banyak ruang untuk komunikasi untuk memperkuat hubungan kita dan kita harus melakukannya melalui komunitas karena orang-orang yang berasal dari tempat jauh mungkin tidak tahu bagaimana situasi sebenarnya.
Menurutnya,orang-orang yang suka memecah belah masyarakat adalah orang yang tak memiliki iman dan agama.Sengaja disebar dan memunculkan perasaan saling curiga dan menciptakan kebencian baru.Orang-orang yang melakukan hal buruk itu bukan berarti agama memerintahkan mereka melakukan itu,” ujarnya.
Dikatakan ustad,bagi teman-teman yang mengeluarkan berita ini tidak mengkofirmasi terlebih dahulu tentang kegiatan oleh pejuang subuh atau gerakan teman-teman yang lain.
Untuk Sumba Tengah sendiri kami kemarin sudah membahas hal-hal seperti ini juga,sekarang tugas kami mengingatkan kepada seluruh umat islam melalui pengajian-pengajian di berbagai tempat agar berita-berita ini tidak menjadi provokator memecah belah toleransi antar umat beragama di kabupaten Sumba Tengah,”paparan ustad
“Global”